Ilustrasi: google.com

Oleh : Abdul Aziz Afifi

Lihat di langit banyak angan-angan yang lalu lalang
Ketika musik di dengarkan
Sepi menghujamnya, ada temali dilehernya. Mengangkat dan menerimanya sebagai duka
Ia sekarang adalah pipi pucat seorang dukun beranak
Halaman buku yang lupa dibatasi seusai membaca
Adonan roti yang tak hendak matang juga tak ingin selalu mentah
Pada akhirnya

Ia tetap menyalak dan meminta duka sebagai doa

*Penulis Direktur Beranda Sastra Edukasi (BSE) 2016