(Foto/ Ulfia)


Semarang, KABARFREKUENSI.COM - Meski berhasil mengungguli 55 formasi Paper-mob IPB tahun ini yang dianugerahi rekor dunia, Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Walisongo tak mendaftarkan MOB tahun in ke MURI (27/8).
“Kita tidak mengejar pengakuan formal tetapi kita ingin mengejar pengakuan masyarakat bahwa UIN walisongo bisa melebihi rekor tahun 2017. Tahun ini kita bisa sekaligus mengungguli rekor dunia yang diraih IPB yaitu dengan membuat 73 variasi Paper-Mob disertai pom-pom, sesuai tagline 73 tahun Kemerdekaan Indonesia” ungkap Fahmi, Ketua Dema UIN Walisongo.
Menurutnya walau urung mendaftarkan MOB ke MURI, namun UIN Walisongo berencana menerbangkan balon bersama. Setelah mendapat  masukan dari berbagai pihak, penerbangan balon tesebut batal dibatalkan karena lokasi UIN Walisongo terlalu dekat dengan bandara. Nantinya dikhawtirkan akan mengganggu jalur penerbangan karena Ngaliyan masih dalam zona jalur penerbangan.
“Dengan berbagai pertimbangan tersebut, akhirnya penerbangan balon dibatalkan karena lokasi kita memang tidak memungkinkan. Berbeda dengan UIN Sunan Kalijaga yang selalu menerbangkan balon saat pembukaan PBAK karena wilayahnya memang aman.” Jelas Fahmi.
“PBAK tahun ini adalah PBAK paling minimalis, anggarannya paling sedikit dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebenarya tidak ada anggaran untuk MOB tapi kita bisa membuat MOB” tambah Fahmi.
Meski batal terbangkan balon bersama, mahasiswa baru (Maba) mengaku senang dan mengapresiasi pelaksanaan MOB dalam pembukaan PBAK. Meski dilaksanakan di tempat tebuka dengan cuaca cukup panas, maba tetap semangat dalam melaksanakan serangkaian kegiatan dalam pembukaan PBAK kali ini.
“Cukup menyenangkan walaupun panas-panasan, maba tetap semangat dalam menjalaninya” ungkap Hamzah, maba Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
“Sangat menyenangkan, dulu saya pernah paper mob juga waktu SMA tapi cuma 2 formasi saja, kalau tadi kan banyak, jadinya seru” ucap Eli, maba Fakultas Sains dan Teknologi. (Kabar/ Jeje)