Ilustrasi google.com




Judul Film       : Assalamualikum Calon Imam
Produser          : Santi Muzhar
Sutradara         : Findo Purwono Hw
Penulis            : Oka Aurora
Produksi          : Prized Productions, Vinski Production
Durasi              : 93 menit
Peresensi         : Nailis S.

Film yang disutradarai Findo Purwono ini diadopsi dari Novel karangan Ima Madaniah berjudul Assalamualaikum Calon Imam yang diterbitkan pada tahun 2017. Pada saat pengumuman akan dibuatnya film ini, banyak pembaca novelnya yang antusias menunggu rilisnya film ini.
Buku ini mampu menarik banyak pembaca. Pada awal ketika diunggah melalui situs buku online wattpad, naskah novelnya mampu menarik hingga tiga juta pembaca. Peluang inilah yang dimanfaatkan Prized Productions dan Vinski Production untuk menggarap novel Assalamualaikum Calon Imam menjadi film.
Pembaca novelnya menanti-nantikan rilisnya film ini. Namun ekspektasi pembaca pupus. Para pembaca dibuat kecewa karena banyak bagian yang berbeda jauh dengan novelnya. Beberapa latar tempat, alur dan deskripsi tokoh diubah sehingga menjadikan film ini jauh dari karya aslinya.
Perbedaan novel dan filmnya sudah ditampilkan sejak awal yakni pada pertemuan antara Fisya (Natasha Rizky) dan Alif (Miller Khan). Pada film, Fisya berangkat ke kampus dengan menggunakan ojek online. Kemudian ketika berhenti di lampu merah terdengar suara dering telepon, Fisya menoleh ke ponselnya namun ternyata nada dering tersebut berasal dari handphone Alif yang berada di sebrangnya. Tiba-tiba terjadi kecelakaan tunggal di depan mereka. Fisya segera datang menolong korban, disusul Alif yang juga datang dan membantu Fisya. Korban pun di bawa ke rumah sakit untuk diberikan penanganan lebih lanjut.
Dalam novelnya diceritakan Fisya yang sedang dalam perjalanan ke kampus menaiki bus umum, tiba-tiba terjebak macet karena ada kecelakaan beruntun yang terjadi. Lalu Fisya turun dari bus dan bergegas membantu para korban kecelakaan. Langkahnya tertuju pada anak kecil yang sudah berlumuran darah, namun tidak ada satupun orang yang datang menolongnya. Dengan keterampilannya sebagai anggota Palang Merah Indonesia di Kampusnya Fisya segera menyelamatkan anak kecil tersebut. Setelah memberikan pertolongan pertama Ia mulai mencari kendaraan yang bisa membawa anak kecil tersebut ke Rumah sakit. Fisya melihat ada mobil yang dekat dengan posisinya, dia mengetuk jendela dan meminta bantuan, yang ternyata pengemudi mobil tersebut adalah Alif, seorang dokter yang sedang mengambil cuti. Alif pun membantu Fisya dan membawa anak kecil tersebut ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lanjut.
Selain pertemuan antara Fisya dan Alif, perbedaan lainnya ialah pada keadaan ayahnya yang sakit. Dalam Film ayah Fisya diceritakan sakit dan tengah dirawat di rumah sakit. Digambarkan Fisya membenci ayahnya karena masalah di masa lalu sehingga Ia tidak mau menjenguk ayahnya. Bunda (Keke Soeryo) dan Salsya (Merdi Octav) mencoba membujuk Fisya untuk menjenguk ayahnya, dan memintanya untuk memaafkan kesalahan ayahnya. Namun, dengan keras kepala Fisya menolak untuk menjenguk ayahnya. Sampai akhirnya Alif yang datang menghampiri Fisya, membujuk dan memberikan nasihat padanya. Akhirnya Fisya menerima, memaafkan ayahnya dan datang menjenguk.
Berbeda jauh dengan filmnya, dalam novel tidak ada satu pun anggota keluarga yang mengetahui penyakit ayahnya. Fisyalah orang pertama yang mecurigai keadaan ayahnya itu. Fisya menemui ayahnya yang pada waktu itu sedang dinas keluar kota. Dia terkejut karena ternyata bukan tempat dinas yang dikunjungi ayahnya, tetapi rumah sakit. Kemudian, Fisya merawat ayahnya di rumah sakit.
Terdapat perbedaan alur lainnya dalam film tersebut yakni beberapa alurnya. Jika dalam film ditampilkan bahwa ketika setelah sholat di masjid yang berada di kampus Fisya melihat dengan jelas dokter Alif sedang membaca surat Ar-rahman dengan indah. Dalam novel diceritakan bahwa Ia sering mendengar suara pria yang tidak diketahui engah melantunkan surat Ar-rahman. Ia selalu merasa tenang dan kagum ketika mendengar suara itu, sampai-sampai Fisya berharap bahwa pria itu bisa menjadi calon suaminya nanti. Setelah sekian lama diketahui bahwa ternyata pria itu adalah Alif. Selain itu, dalam novel Zidan (Andi Arsyil) hampir membatalkan pernikahannya dengan Salsya karena dia cemburu ketika melihat Fisya dengan Alif, dan dia merasa bahwa Fisya adalah cintanya, bukan Salsya. Namun alur ini tidak ditampilkan ke dalam film.
Selain dari alur dan juga beberapa scene yang ditampilkan. Perbedaan lain terdapat dalam deskripsi tokohnya. Jika Zidan dalam novel digambarkan sebagai seorang mahasiswa semester atas, yang sedang menggarap tugas akhir. Dalam film, Zidan merupakan seorang professor di universitas yang sama dengan Fisya.
Sebenarnya film ini telah dikemas dengan baik, pemeran-pemerannya pun dapat menghidupkan tokoh-tokoh yang diceritakan dalam novel. Membawa penonton ikut dalam cerita. Namun, banyaknya perbedaan yang ditampilkan dalam filmnya membuat pembaca novelnya kecewa karena film yang mereka nantikan tidak sesuai dengan ekspektasinya.