Dok. Kabar

SEMARANG, KABARFREKUENSI.COM – Puluhan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dari berbagai jurusan berkumpul di Aula Q Kampus II UIN Walisongo Semarang, Minggu (25/12). Mereka sedang melangsungkan sidang Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) berbagai kegiatan yang telah berlangsung satu periode lalu.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas (SEMA-F), Badan Eksekutiif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) dan Himpunan mahasiswa Jurusan (HMJ) ini mengusung konsep baru pada pelaksanaan. Sidang yang biasanya dilaksanakan secara bergilir oleh masing-masing organisasi dengan kehadiran 75% dari anggotanya, kini cukup menghadirkan beberapa perwakilan tiap organisasi saja. Dan pada kesempatan itu, mereka – yang menjadi perwakilan – semua  secara berbarengan maju untuk melaporkan kegiatan yang telah mereka laksanakan.

Perubahan konsep sidang LPJ ini membuat masing-masing anggota organisasi kebingungan. Hal itu terjadi karena sosialisasi yang dilakukan dirasa kurang begitu maksimal dan terkesan mendadak.
Dahliyana, salah satu anggota HMJ Kimia mengungkapkan, jika perubahan konsep sidang LPJ ini tidak disinggung dalam sidang pleno yang sudah berlangsung minggu lalu, Sabtu (17/12). Saat sidang pleno, pihak SEMA-F, ungkap Dahliyana, masih mengikuti konsep sidang LPJ seperti biasanya. ”Sidang LPJ menekankan anggota yang hadir harus mencapai 75% dari jumlah anggota,” jelas Dahliyana.
Nila Munana, mahasiswa Kimia menuturkan, seharusnya perubahan konsep disosialisasikan beberapa hari sebelumnya agar ada persiapan dari tiap organisasi dan panitia pelaksana. “Persiapan terlihat semrawut,” ujar Nila.
Sofi, ketua SEMA-F dalam pidatonya di awal acara membenarkan anggapan tersebut. Sofi mengungkapkan bahwa kurangnya sosialisasi itu dikarenakan tidak ada waktu untuk melakukan sosialisasi ke masing-maisng lembaga organisasi. “Perubahan ini dilakukan agar sidang cepat terlaksana dan selesai tepat waktu,” papar Sofi. (Kabar/ Esther)