Foto/ Dokumen Aliansi Mahasiswa Peduli Lingkungan (AMPEL) |
SEMARANG,
KABARFREKUENSI.COM - Dalam rangka memperingati Hari Anti
Tambang (HATAM) 2018, Aliansi Mahasiswa Peduli Lingkungan (AMPEL) yang
diinisiasi oleh beberapa mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo
Semarang melakukan aksi refleksi. Aksi yang
bertajuk “Cegah Eksploitasi Alam Melalui Ijon Politik” ini diselenggarakan di
depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (30/5).
Sebelumnya, HATAM dibuka
dengan agenda nonton bareng dan diskusi film “Pesta Demokrasi Berlumur Batubara”
dari Jaringan Advokasi Tambang (JATAM). Diskusi tersebut dipantik oleh Abdul
Ghofar (WALHI Jateng) dan Ivan Wagner (LBH Semarang) di Joglo Café, Senin
(29/5) malam. Aksi gabungan dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Komisariat UIN Walisongo Semarang, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo
Semarang, Front Nahdliyyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Semarang menyuarakan
aspirasinya terkait pilkada serentak yang akan dihelat 27 Juni 2018 mendatang
agaknya tidak berimplikasi pada penyelesaian krisis sosial ekologis dan masalah
rakyat.
Dalam siaran pers yang
dibacakan Fathan Zainur Rosyid, disebutkan bawa setidaknya ada empat tuntutan
yang disampaikan, di antaranya pertama, mendesak gubernur untuk lebih
ketat dalam memberikan izin pertambangan. Kedua, menuntut pemerintah
agar lebih memperhatikan keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan di
atas kepentingan lain. Ketiga, mendorong para penegak hukum untuk
terlibat dalam pengawalan pasangan calon dalam pilkada. Keempat, tegakkan
Undang-Undang No. 23 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (PPLH) pasal 66 yang menyatakan bahwa “setiap orang yang memperjuangkan hak
atas lingkungan hidup yang baik dan sehat tidak dapat dituntut secara pidana
dan digugat secara perdata.”
Koordinator lapangan, Arif
Luqmanul Hakim mengungkapkan bahwa praktik semacam ijon politik yang dilalukan
paslon ini telah mencederai hak-hak demokrasi.
“Demokrasi kita bukan lagi
untuk rakyat. Tetapi untuk penguasa dan korporat-korporat tersebut,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan
oleh Ahmad Sajidin selaku koordinator aksi. Perhelatan politik elektoral yang
ditunggangi oleh industri tambang dan ekstraktif ini tidak menunjukkan
instrumen demokrasi yang ideal. Ajid, sapaan akrabnya, mengimbau kepada
masyarakat agar mengawal proses berlangsungnya pilkada serentak dan selalu
mengupayakan aktivitas yang mendukung demi terciptanya kelestarian alam.
“Menjaga lingkungan bukan
hanya tugas perseorangan atau hanya pihak-pihak tertentu, namun seluruh elemen
masyarakat punya kewajiban untuk menjaganya,” tutup Ajid. (Kabar/ Zakiya)
Lebih Dekat