Foto/ Zakiya
|
Terkait resitasi pengumpulan donasi tersebut Syarifuddin
Fahmi selaku presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Walisongo
menyampaikan bahwa memang benar awalnya donasi tersebut ingin disumbangkan ke
Lombok. Akan tetapi, setelah PBAK selesai ia mendapat kabar dari bebagai media
bahwa masyarakat Lombok sudah tidak membutuhkannya.
"Setelah PBAK berjalan dengan berbagai macam proses
dan PBAK usai, ternyata lombok sudah tidak membutuhkan. Bahkan ada viral di
berbagai media bahwa donasi di lombok terbuang-buang," ujarnya saat
diwawancarai di PKM DEMA-U, Kamis (30/8).
Meski begitu, mahasiswa yang kerap disapa Fahmi ini
menyampaikan bahwa resitasi berupa baju, tikar, dan selimut layak pakai
tersebut akan tetap dikumpulkan. Pasalnya, ia berencana agar apabila kedepannya
terdapat bencana alam di Indonesia, donasi-donasi tersebut sudah siap
disumbangkan.
Akan tetapi, Fahmi pun mengungkapkan bahwa sampai saat
ini terdapat beberapa pihak yang menghubunginya terkait pengiriman donasi ke
Lombok. Donasi yang ditampung dapat berupa apa pun. Namun, diutamakan dalam
bentuk barang.
Diakhir wawancara, mahasiswa jurusan Ilmu Falak ini
menyatakan bahwa belum ada keputusan yang sesungguhnya terkait donasi tersebut.
Keputusan baru akan diambil pada tanggal 31 Agustus 2018.
"Keputusannya terakhir besok malam. Jika nanti kita
kirim barangnya ke lombok berarti donasi tetap ditujukan ke lombok dan akan
diurus oleh mitra yang kami tunjuk," tutupnya.
“Malam ini DEMA UIN Walisongo akan menyalurkan bantuan
donasi baju untuk Lombok dari 4000 mahasiswa baru 2018,” keterangan ini diunggah
di instastory akun instagram DEMA-U, @demauinws_official. (Kabar/ Diah)
Akan tetapi, akhirnya DEMA-U mengambil keputusan untuk
tetap mengirimkan donasi tersebut ke Lombok. Hal ini dibuktikan dengan
pernyataannya pada akun instagram DEMA-U.
Lebih Dekat