Semarang,KABARFREKUENSI.COM-Bagaimana cara menjaga seimbang antara akademik dan ingin aktif di luar kelas?
Mahasiswa yang sedang menempuh bangku perkuliahan sering dihadapkan pada pilihan yang berat: fokus sepenuhnya pada akademik demi meraih IPK sempurna, atau ikut organisasi untuk memperkaya pengalaman? Pertanyaan ini sering muncul di pikiran, dan bisa membuat seseorang merasa bingung terus menerus. Organisasi seringkali dianggap sebagai wadah positif untuk mengembangkan diri, tetapi di sisi lain, bisa juga menjadi "jebakan" yang mengganggu akademik karena tergerus waktu dan membuat tugas akademik tertunda.
Lalu, manakah yang benar? Apakah ikut organisasi bisa menjadi tiket emas menuju kesuksesan, atau justru menjadi “jebakan” yang melenakan?
Organisasi merupakan kegiatan mencari ilmu atau belajar yang dilakukan diluar kelas, dan menawarkan berbagai pengalaman berharga. Kegiatan ini membuat mahasiswa dapat mengasah soft skill yang tidak diajarkan di buku-buku kuliah, seperti kepemimpinan, berkomunikasi, mengelola waktu, problem solving, dan bekerja sama dalam tim. Menurut penelitian, keterlibatan dalam organisasi dapat meningkatkan kemampuan sosial dan profesional mahasiswa (Smith, 2020).
Selain itu, organisasi juga bisa menjadi gerbang utama dalam membangun jaringan (relationship). Mahasiswa yang mengikuti berbagai kegiatan, memiliki peluang besar untuk bertemu dengan orang baru seperti, senior, alumni, hingga porfesional dari berbagai bidang. Menurut (Johnson, 2019), Jaringan yang dibangun selama masa kuliah sering menjadi aset berharga dalam mencari pekerjaan. Koneksi seperti inilah yang dapat membuka peluang magang, pekerjaan, atau kolaborasi di masa depan. Pengalaman menghandle acara atau program kerja dalamorganisasi bisa menjadi portofolio yang berguna, serta memberi pengalaman mengelola keuangan, dan waktu. Pengalaman praktis seperti ini yang dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja (Williams, 2021).
Namun, di balik manfaatnya, organisasi bisa juga menjadi problem (jebakan) yang berbahaya. Kesibukan rapat, persiapan acara, dan kegiatan lapangan yang padat bisa menghabiskan banyak waktu belajar. Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang join banyak organisasi cenderung memiliki waktu belajar yang lebih sedikit (Brown, 2022). Akibatnya, nilai akademik bisa anjlok, tugas menumpuk, keterlambatan menyelesaikan tugas, dan bahkan bisa menunda kelulusan.
Tidak hanya itu, tanggung jawab ganda bisa menimbulkan stres dan kelelahan (burnout) jika tidak dikelola dengan baik. Menurut sebuah studi, mahasiswa yang terlibat dalam organisasi sering mengalami stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak (Davis, 2020). Jika tidak bijak dalam mengelola waktu belajar, organisasi serta prioritas, mahasiswa bisa merasa kesulitan, kewalahan dan tertekan. Bahayanya dapat menimbulkan stres berlebih hingga hilang fokus. Beberapa mahasiswa bisa terlalu asyik dengan euforia organisasi hingga lupa dengan tujuan utama mereka di kampus, yaitu menuntut ilmu. Hal ini dapat menyebabkan penurunan motivasi dan prestasi akademik (Miller, 2021).
Jika menggunakan strategi dan perencanaan yang tepat organisasi tidak akan menjadi “jebakan”, justru menjadi penunjang dalam akademik dan karier. Kuncinya adalah manjemen diri. Untuk menghindari kewalahan, mulailah dengan membuat jadwal yang jelas, memprioritaskan tugas akademik, dan belajar untuk menolak kegiatan yang kurang penting. Mengatur waktu dengan baik akan membantu mahasiswa tetap fokus pada studi sekaligus tetap aktif di organisasi (Taylor, 2023). Ingat, kamu tidak bisa mengambil semua peran; pilih satu atau dua organisasi yang benar-benar sejalan dengan minat dan tujuanmu. Mahasiswa juga disarankan untuk memilih organisasi yang benar-benar sesuaidengan minat mereka. Dengan demikian, mereka akan lebih termotivasi dan tidak merasa terbebani (Anderson, 2022). FOMO itu seperti racun manis, terlihat menyenangkan, tapi pelan-pelan bikin kewalahan. Kamu jadi sibuk ke sana-sini, tapi nggak benar-benar bekembang.
Organisasi pada akhirnya adalah sebuah wadah atau alat, bukan tujuan. Baik dan buruknya pada cara mengelolanya. Organisasi dapat menjadi investasi berharga dalam pengembangan diri mahasiswa, bukan hanya FOMO untuk ikut trend, sibuk ke sana-sini tanpa berkembang. Strategi yang tepat, kesadaran, dan tahu kapasitas diri, kamu tidak asal masuk organisasi hanya karena FOMO dapat membuat diri meraih kesuksesan di dunia akademik sekaligus menjadi pribadi yang lebih tangguh dan siap menghadapi tentangan di masa depan.
Harus tau cara berkembang tanpa hancur, organisasi sebagai wadah,
hasil tergantung diri kamu sendiri, jangan pernah menyalahkan wadahnya.
Pilih yang benar-benar penting dan relevan dengan tujuanmu.
Kabar: Habiburrohman Alkholilu (Kru Magang LPM 24)
Editorial: Dian Nur Hanifah (Kru LPM 23)
0 Komentar