Ilustrasi: google.com |
Oleh: M. Arif Rakhman*
Hujan yang berjatuhan,
tak mampu tafsirkan aku (ke)dalam aku
bergelayut bisikan-bisikan nakal
tentang kamu dalam arti aku
ia bersolek pada nafsu bisu
pada wajahku yang lain
Hujan yang berjatuhan,
tak mampu tafsirkan aku (ke)dalam aku
jatuhnya hanya sisakan aku tanpa pernah bisa
diterjemahkan (ke)dalam aku
Hujan yang berjatuhan,
tak mampu tafsirkan aku (ke)dalam kamu
percikannya hanya menyisakan kata aku tanpa pernah tereja
sedang kamu hanya menjadi kata yang memudar bersama
wajahku yang lain
Hujan yang berjatuhan
tak mampu tafsirkan kamu (ke)dalam aku
serpihan debu yang sejenak diam
sejenak pula luluh bersama lelehan awan
seakan mampu menerjemahkan kamu (ke)dalam aku
namun, kamu tetap tak bisa tereja
seperti halnya kata kamu.
Ngaliyan, 13 Februari 2017
*Penulis, Kru Aktif LPM Frekuensi 2015
Lebih Dekat