Semarang,
KABARFREKUENSI.COM – Diskusi umum tentang
politik Islam masa Orde Baru (orba) digelar oleh Komunitas Pegiat Sejarah (KPS)
Semarang di Gedung Sarekat Islam, Kampung Gedong, Kelurahan Sarirejo, Semarang
pada Selasa (04/04). Acara rutin tersebut mendatangkan Pemimpin Redaksi (Pemred)
Majalah Historia, Bonnie Triyana, dan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (Fisipol) Universitas Wahid Hasyim Semarang, Adi Joko Purwanto.
Bonnie menyampaikan bahwa politik Islam masa orba mengalami dua fase dengan karakteristik yang berbeda. Masa pertama, antara tahun 1972-1982 merupakan puncak ketegangan pemerintah orba yang menerapkan Pancasila sebagai asas tunggal dengan habitat politik Islam yang notabene menolak ideologi Pancasila saat itu. Hal tersebut menyebabkan terjadinya tindakan represif oleh pemerintah. “Kita masih ingat peristiwa Tanjung Priok dan pembajakan pesawat komando jihad yang menyebabkan adanya kerusuhan,” tambah Bonnie.
Tak hanya itu, pendirian institusi berlabel agama seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga dibentuk sekitar tahun-tahun tersebut. Hal itu dikarenakan pada saat itu ulama-ulama Islam kehilangan legitimasi dari umatnya. “Ulama-ulama Islam mau tidak mau harus mengikuti apa kata pemerintah, yaitu berasas tunggal Pancasila dan patuh pada UUD 1945,” ungkap Bonnie.
Kamuflase pemerintah orba berbalik 180 derajat ketika memasuki era 90-an. Sejak saat itu, hubungan keduanya menjadi sangat erat. Menurut Bonnie, Hal tersebut terjadi karena habitat politik Islam dijadikan kendaraan untuk melegitimasi kekuasaan yang pada saat itu pemerintahan Soeharto sedang mengalami masalah pelik di berbagai sektor. “Di era 90-an masyarakat mulai mengerti kebusukan Soeharto. Sehingga, demi mempertahankan kekuasaan, dia merangkul elit-elit politisi Islam untuk dijadikan tameng kekuasaan,” tutur Bonnie. Dari peristiwa tersebut, muncullah lembaga perkumpulan yang disebut Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Adi Joko menambahkan, politik Islam saat itu hanya dijadikan instrumen dalam mendukung pemerintahan orba. “Mereka kalau ada kepentingan ya kita rangkul, kalau ngoceh ya kita hanguskan,” imbuh Adi. Ia juga menambahkan, terjadi semacam pengerdilan politik Islam sepanjang pemerintahan Soeharto. “Masa orba terjadi bonsainisasi terhadap politik Islam,” pungkasnya. (Kabar/ Majid)
Lebih Dekat