Luthfi Rahman, ketika menyamapaikan materi "Drama Kekecewaan Tuhan terhadap Kebengisan Manusia" (Foto/ Furqon) |
Semarang, KABARFREKUENSI.COM
– Senin Sore (5/6) berlangsung acara Seminar Nasional bertajuk “Menggagas
Sains Teknologi yang Holistik dan Humanis” bertempat di Auditorium II Kampus 3
UIN Walisongo. Acara yang bertujuan untuk mengingatkan pentingnya unity of
sciences khususnya dalam sains yang komperehensif dan humanis ini
mengundang empat pakar dari berbagai bidang.
Salah
seorang pakar teolog yang menjadi pemateri dalam Seminar Nasional tersebut,
Luthfi Rahman, memaparkan materi “Drama Kekecewaan Tuhan terhadap Kebengisan
Manusia”. Dalam materi tersebut diungkapkan bagaimana kisah Nabi Nuh dalam
Injil perjanjian lama dan Al-Quran dalam perspektif teologi dan sains. Kisah Nabi
Nuh tersebut merupakan cara Tuhan
menggugah manusia untuk berdialektika dengan fenomena kealaman yang membuat
manusia berpikir dan bekerja keras untuk persiapan terhadap fenomena alam
tersebut.
Luthfi
pun menjelaskan jika menyandingkan sains dan agama sebenarnya adalah
menempatkan kembali sains yang tidak melupakan peran Tuhan dalam proses
saintifikasi terhadap varian bidang-bidang keilmuan. “Pada proses saintifikasi
orang-orang harus kembali kepada agama,” jelas dosen kelahiran Kudus itu.
Fauzan
Hidayatullah, pakar etika ekologis pun mengungkapkan, bahwa kebanyakan
kerusakan alam diakibatkan karena ketidakpedulian manusia terhadap makhluk
lain. Fauzan menekankan perlu adanya empat kunci etika kepedulian yakni moral attention (kesadaran moral), sympathetic understanding (pemahaman
arti simpati), relationship awareness
(kesadaran akan hubungan kemanusiaan) dan harmony
(kerukunan). “Makhluk Tuhan yang lain merupakan partner kita untuk
menyembah Sang Kholik,” tambah Fauzan. (Kabar/
Furqon)
Lebih Dekat