Dok. Internet


Judul Film                : King Arthur: Legend of the Sword
Produser                  : Guy Richie
Rumah Produksi      : Warner Bros Pictures
Durasi                      : 2 jam 6 menit
Tahun Rilis               : 2017
Resensator              : Syifa’ul Furqon

Tertancap di batu, sebuah pedang legendaris Excalibur. Ratusan pemuda mencoba peruntungannya mencabut pedang legendaris itu namun sayang tidak ada yang berhasil. Dengan percaya diri, Arthur berjalan dan menarik pedang itu dengan kedua tangannya. Kekuatan yang dahsyat mengalir kedalam tubuhnya, muncul juga potongan memori masa kecilnya yang kelam. Ia terjatuh dan pingsan.

Warner bros menyajikan sebuah film kolosal terbarunya di tahun 2017. Menghadirkan sebuah legenda dari daratan eropa yang terkenal, Raja Arthur dan Pedang Excalibur. Film King Arthur : Legend of the Sword mengisahkan perjalanan hidup seorang putra mahkota dari kerajaan Inggris demi merebut kembali haknya sebagai raja dari pamannya yang sedang berkuasa.

Film dimulai dengan adegan Raja Uther (Eric Bana), ayah Arthur (Charlie Hunnam) sekaligus Raja inggris berperang melawan penyihir jahat Modred yang ternyata bersekongkol dengan adiknya, Vortigern. Nasib Modred berakhir tragis, Ia tewas tertebas pedang Excalibur. Berbeda dengan Vortigern yang bernasib mujur, Rencana lainnya untuk mengudeta kakaknya berhasil. Raja Uther kalah ketika bertarung dengan Vortigern --yang mendapatkan sihir penguatan dari penyihir.

Sebelum meninggal, Uther berhasil menyelamatkan dua hal berharga miliknya yakni Pedang Excalibur yang tertancap di batu dan pemilik selanjutnya, Arthur. Arthur dihanyutkan di sungai dan kemudian diselamatkan wanita dari tempat pelacuran.

Arthur hidup dalam lingkungan yang keras. Ia sering mendapatkan pukulan dari orang dewasa. Dia pun harus bekerja keras untuk menghidupi kesehariannya. Akibatnya, Ia tumbuh menjadi pemuda yang licin dan cerdik. Arthur bahkan menjadi pemimpin kelompok yang menguasai wilayah itu.

Suatu ketika Ia mendapatkan masalah dan dikejar-kejar pasukan istana, Ia dapat mengelabui pengejarnya dengan berbaur menjadi rakyat biasa. Rencananya berhasil, Namun, akhirnya dia tertangkap karena tidak memiliki tanda di lengannya. Tanda itu merupakan tanda yang diberikan kepada pemuda yang telah mencoba mencabut pedang dari batu.

Sampailah Arthur di sebuah tempat di mana banyak pemuda dikumpulkan. Terlihat dari jauh sebuah pedang tertancap di batu, Pedang Excalibur. Ratusan pemuda mencoba peruntungannya mencabut pedang itu namun sayang tidak ada yang berhasil. Dengan percaya diri, Arthur berjalan dan menarik pedang itu dengan kedua tangannya. Kekuatan yang dahsyat mengalir kedalam tubuhnya, muncul juga potongan memori masa kecilnya yang kelam.

Kekuatan tersebut membuatnya kewalahan. Ia hendak menolak kekuatan pedang itu serta takdir yang menyertainya. Namun, Ia dibantu The mage, Bill, Bedivere, Backlack, dan gerombolannya maka Ia menerima takdirnya dan melawan pamannya Raja Vortigern.

Guy Richie menampilkan kisah klasik Arthur dengan nuansa modern. Kisah Arthur dibuat lebih dinamis, lebih menyesuaikan zaman sekarang. Dari segi kostum, kalimat dalam dialog hingga rambut yang klimis membuatnya jauh dari segi klasik. Aksi tokoh utama dalam film ini amat ditonjolkan. Banyak adegan membeku, dipercepat, diperlambat yang membuat kedahsyatan pedang legendaris dan aksi dalam film tersebut menjadi lebih dramatis.

Charlie memerankan tokoh arthur dengan cukup baik. Lakon Arthur yang mulanya licik berubah menjadi sosok yang bijaksana ditampilkan Charlie dengan cukup baik. Tapi, Charlie kurang sukses berlaga dalam adu pedang, Charlie terlihat masih agak kaku dalam mengayunkan pedang.

Satu hal yang membuat film ini kurang, yakni tidak munculnya Merlin, penyihir yang harusnya menemani Arthur. Peran penyihir malah digantikan the mage yang diperanan Astrid Bergès-Frisbey.

Disalah satu scene, terlihat David Beckam muncul sebagai cameo. Kemunculannya ini dirasa tidak berguna. Walaupun cerita yang cukup menarik ditampilkan Richie dalam 126 menit itu, Namun sayang, Film ini kalah populer dengan film-film lainnya di tahun ini, sebut saja wonder woman. Film produksi warner bros ini tetap kalah saing dengan film lain di tahun ini.


Film karya Guy Richie ini patut diapresiasi, Cerita yang ditampilkannya cukup menarik. Kisah-kisah legendaris Raja Arthur dan Pedang Excalibur sekiranya perlu ditampilkan lagi. Film tentang Legenda Inggris itu dinanti-nanti kesuksesannya.