Ilustrasi/ google.com |
Oleh:
Zakiyatur Rosidah
Menyukai Sastra dan Teater Sejak Dini
Hari
ini tepat perayaan Hari Buku Anak Sedunia (International Children’s Book Day).
Awal mula ditetapkannya 2 April sebagai Hari Buku Anak Sedunia adalah
bertepatan dengan kelahiran salah satu pengarang buku anak terkenal di seluruh
dunia, Hans Christian Andersen. Hal ini untuk menghormati kontribusinya terhadap cerita
dan dongeng anak.
Cerita-cerita Hans Christian Andersen yang ditulisnya hampir
dua abad silam, berhasil menembus zaman dan masih terus dibaca oleh pembaca
lintas generasi. Karya yang ia hasilkan pada masa-masa awal ia berkarier
sebagai penulis dongeng didasarkan pada sejumlah dongeng tradisi atau legenda,
yang sebagian besar menyerupai karya-karya Grimm Bersaudara yang dipublikasikan
20 tahun lebih awal. Meskipun begitu, sebagian besar karya Andersen sangat
orisinil dan cerita-ceritanya dikenal telah melampaui cara bertutur biasa pada
masa itu. Sebagai contoh, karya-karyanya antara lain Putri Duyung (The Little Mermaid), Sleeping
Beauty, dan Anak
Itik Buruk Rupa (The Ugly Duckling). Popularitas
Andersen tidak terbatas pada anak-anak. Cerita-ceritanya mengungkapkan tema
yang melampaui usia dan kebangsaan.
Infografik/ Furqon |
Menyukai Sastra dan Teater Sejak Dini
Hans
Christian Andersen atau lebih dikenal sebagai H.C. Andersen adalah seorang
pendongeng ulung yang lahir di Odense, Denmark pada 2 April 1805, tepatnya di
kawasan kumuh kota Odense. Ayahnya bernama Hans Andersen, seorang pembuat
sepatu yang miskin, buta huruf, tapi selalu merasa dirinya masih keturunan
bangsawan. Ibunya bernama Anne Marie Andersdatter, bekerja sebagai buruh cuci.
Walau
besar dalam keluarga miskin dan tidak pernah sekolah, sejak kecil Andersen
sudah mengenal berbagai cerita dongeng dan cerita rakyat dari ibunya. Ia juga
sering diajak menonton pertunjukan sandiwara oleh ayahnya yang seorang pencinta
sastra. Pengalaman dari orangtua itulah yang membuat Andersen tertarik dengan
cerita dan sandiwara, termasuk karya William Shakespeare.
Masa-masa Menyedihkan
Saat
Andersen berusia 11 tahun, ayahnya meninggal dunia. Akhirnya Andersen bekerja
serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia pernah bekerja di pabrik rokok
dan penenun.
Pada
1819, ia pindah ke Kopenhagen, ibu kota Denmark. Di sana ia ingin menjadi
seorang aktor, penyanyi, atau penari. Awalnya, Andersen sempat bergabung dengan
Royal Theater, tetapi ketika suaranya pecah karena masa pubertas, ia terpaksa
meninggalkan panggung sandiwara. Kemudian ia memilih untuk menjadi seorang penulis.
Ia pernah mencoba menulis beberapa naskah sandiwara, tapi sayang, semua
karyanya ditolak di mana-mana. Tiga tahun berada di kota Kopenhagen, kehidupan
Andersen terlihat begitu menyedihkan.
Titik Balik Kehidupan yang Menginspirasi
Pada tahun 1822, Andersen bertemu dengan Raja Denmark,
Frederick VI, yang kemudian memutuskan untuk membiayai sekolah Andersen selama
lima tahun. Ia bersekolah tata bahasa di Slagelse dan Elsinore. Namun penyakit
disleksia yang diidapnya membuat sekolah menjadi pengalaman yang buruk. Ia
tinggal satu atap dengan kepala sekolah yang gemar menyiksa. Selain itu, ia
juga sulit bergaul karena ia lebih tua dari teman-teman sekelasnya. Meskipun
demikian, justru pengalaman ini memengaruhi ceritanya yang berjudul The
Ugly Duckling; bayi angsa yang telah diasingkan karena hidup di antara
bebek. Tetapi, angsa justru tumbuh lebih cantik dari pada para bebek.
Pasca
lulus dari sekolah bahasa, Andersen melanjutkan studi ke Universitas
Kopenhagen. Salah seorang direktur Royal Theater, Jonas Collin, membiayai
pendidikan H.C. Andersen sampai tamat. Sembari kuliah, pada 1828, Andersen
menulis kisah perjalanan yang berjudul Fodreise fra Holmens Kanal Til
Ostpynten af Amager (Berjalan kaki dari Kanal Holmen ke Titik Timur
Amager).
Kisah
ini mendapat sambutan yang luar biasa. Andersen menggarap ceritanya dengan
meminjam gaya penulisan E.T.A Hoffmann, seorang pengarang roman asal Jerman.
Sejak itu, puisinya yang berjudul The Dying Child diterbitkan
oleh sebuah jurnal sastra di Kopenhagen. Pada tahun 1829, Royal Theater juga
mementaskan drama musik karya Andersen.
Andersen
juga gemar pergi berkelana dan Raja Frederick VI lah yang membiayai
seluruh perjalanan Andersen ke Prancis, Swedia, Spanyol, Portugal, Italia,
bahkan hingga Timur Tengah. Perjalanan ini pun melahirkan setumpuk kisah
perjalanan.
Karya-karya Andersen
Pada
awal 1835, novel pertama Andersen terbit. Sebagai novelis, ia membuat terobosan
baru melalui The Improvisator. Novel berlatar Italia ini
agaknya mencerminkan kisah hidupnya sendiri yaitu upaya seorang bocah miskin
yang masuk dalam lingkungan masyarakat. Sejak buku ini diterbitkan, masa-masa
sulit Andersen mulai berubah.
Penemuan baru-baru ini, potongan naskah yang ditulis tangan
Andersen yang berjudul Tallow Candle ditemukan di dasar gedung
Arsip Nasional Denmark. Naskah ini diyakini menjadi salah satu cerita pertama
yang ditulis pendongeng terkenal itu.
Meskipun novel-novelnya juga mendapat sambutan yang baik, namun
nama Andersen menjulang tinggi sebagai penulis dongeng anak-anak. Ia menulis
hampir 160 dongeng sepanjang hidupnya baik dari cerita rakyat Denmark, maupun
yang lahir dari buah pikirannya sendiri. Cerita dongengnya yang paling tersohor
adalah The Little Mermaid dan Thumbelina, dan The
Tinderbox. Selain itu ada Princess and The Pea, The Snow Queen,
Gadis Korek Api, sangat popular di berbagai belahan dunia sebagai
cerita yang didongengkan pada anak-anak. Tulisan Andersen sarat akan pesan dan
nilai moral tanpa kesan menggurui.
Akhir Hayat Andersen
Pada
tahun 1872, Andersen jatuh dari tempat tidurnya dan menderita cedera. Dari
situlah penyakit yang dideritanya mulai terdiagnosa. Ternyata ia mengidap
penyakit kanker hati. Andersen mengembuskan napas terakhirnya pada 14 Agustus
1875 di
usia 70 tahun. Ia dimakamkan di pemakaman khusus Kopenhagen.
Andersen sendiri pernah mengatakan bahwa, "Hidup itu
sendiri adalah dongeng terbaik yang pernah ada. " Inilah dongeng
kehidupan Hans Christian Andersen yang sangat menginspirasi. Semoga bisa memacu
semangat kita dalam berkarya.
Selamat Hari Buku Anak Internasional 2018!
Tulisan
ini disarikan dari berbagai sumber.
Lebih Dekat