(Foto/ Esther)


Semarang, KABARFREKUENSI.COM – Rabu malam (26/9), Audit I Kampus I UIN Walisongo ramai oleh aktivis mahasiswa dari berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas (UKM-U) UIN Walisongo yang menuntut transparansi anggaran Orsenik 2018 kepada Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (Dema-U) dan panitia Orsenik.  Audiensi yang dilakukan melalui rapat Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) bersama tersebut guna memenuhi tuntutan sebelumnya dari UKM-U agar Dema-U mengadakan transparansi dana Orsenik yang berlangsung pada Sabtu-Minggu kemarin (22-23/9).
Rapat yang diagendakan pukul 19.30 WIB molor, dan baru dimulai pada 21.00 WIB karena banyak peserta yang belum hadir. Namun, forum yang baru dibuka harus tertunda. Aktivis UKM-U menuntut agar rincian anggaran belanja harus diketahui dan dibagikan kepada seluruh peserta yang hadir, dan seluruh panitia Orsenik 2018 harus dihadirkan semua. Hingga, pukul 21.30 WIB forum bisa dimulai kembali.
Namun, setelah pembacaan rincian belanja perlengkapan oleh Ardani, selaku bendahara Orsenik 2018, terdapat bantahan dari UKM Mimbar.  Mereka menilai nota penyewaan perlengkapan untuk musikalisasi puisi tidak valid dan Dema-U memanipulasi angka dalam nota tersebut karena terdapat kesalahan pada nota. Tak bisa dihindari, ketegangan pun terjadi antara panitia orsenik dengan UKM Mimbar.
Perdebatan berjalan alot dan tidak menemukan titik temu antara kedua belah pihak. Bahkan, UKM Mimbar pun mempertanyakan mengapa Dema tidak memenuhi tuntutan dari UKM yang meminta agar semua yang telah tercantum dalam Rencana Anggaran Belanja (RAB) dipenuhi setelah audiensi I.
Suasana pun semakin memanas ketika surat pernyataan kembali diungkit. Syarifudin Fahmi mengatakan jika pihaknya telah memenuhi tuntutan UKM yang ditulisnya melalui surat  pernyataan Minggu kemarin dengan mengadakan rapat bersama ini. Sedang, dari pihak UKM menyatakan jika surat pernyataan tersebut dibuat bukan hanya dibuat untuk mengadakan rapat malam ini, tetapi juga meminta agar Dema memenuhi semua tuntutan yang dibuat. Hal ini pun menimbulkan pihak UKM tidak terima atas perlakuan dari Dema.
“ Yang saya pahami dari audiensi kemarin ya saya membuat laporan atas semua pembelian yang dilakukan selama tiga hari orsenik, pra dan paska orsenik. Teman-teman meminta untuk mengadakan transparansi ya kami adakan transparansi,“ aku Fahmi.
Leni Ristiyani, ketua panitia Orsenik 2018 pun menyatakan hal yang sama.  Pihaknya menambahkan jika surat pernyataan tersebut juga agar pihak Dema memenuhi tuntutan dari cabang lomba yang dikoordinir oleh UKM WSC, Mimbar dan Nafilah agar cabang lomba yang berlangsung hari Minggu tetap berjalan.
“Apabila tuntutan semua UKM ditanyakan, berarti itu tuntutan agar cabang lomba yang berlangsung hari Minggu tetap berjalan. Sehingga kami bertanya apa yang harus kami penuhi agar cabang lomba hari Minggu tetap jalan,” ungkap Leni.
Namun perwakilan dari UKM Mimbar pun menyatakan jika tuntutan itu tidak dipenuhi seluruhnya.
Rapat terus berjalan alot hingga pukul 03.30 WIB. Pihak UKM masih belum bisa menerima laporan yang dinyatakan Dema. Mereka masih meminta untuk mengkaji ulang anggaran yang digunakan. Serta menuntut agar mengetahui laporan setelah mengadakan pertanggungjawaban dengan pihak universitas.
Tak Terlibat
Tuntutan demi tuntutan yang diajukan UKM kepada Dema diduga karena adanya kecurangan yang dilakukan Dema. Selain itu, sistem komunikasi yang tidak berjalan baik membuat UKM-U sebagai eksekutor Orsenik merasa dirugikan. Hal ini pun diakui oleh Dema jika pihaknya telah menghilangkan hak UKM terlibat pada rapat penganggaran Orsenik dan tidak melakukan transparansi RAB Orsenik 2018 kepada PJ lomba UKM. (Kabar/ Esther)