Semarang, KABARFREKUENSI.COM - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan
kegiatan Ngaji Budaya sekaligus Launching Buku Fatwa dan Canda
Kiai Saridin dalam rangka memeriahkan acara puncak Dies Natalis UIN Walisongo
ke-49, Sabtu
(6/4). Buku Fatwa dan Canda Kiai Saridin tersebut ditulis oleh Muhibbin selaku Rektor
UIN Walisongo. Acara yang diselenggarakan di Gedung Serba
Guna (GSG) Kampus 3 menghadirkan pula para sastrawan, seperti Timur Suprabana, Sosiawan Leak, Cak Kirun
dan sejumlah tokoh lainnya.
Sebelum memasuki acara inti, Timur
Suprabana bacakan cerpen yang berisi gambaran terkait isi buku karangan Rektor
UIN Walisongo. Ia pun berkomentar
jika buku karya Muhibbin layak untuk dibaca oleh berbagai kalangan.
"Buku ini mempunyai isi yang
humanis, berisi nilai Islami. Akan tetapi, buku ini juga bisa dibaca oleh
non-muslim," ucapnya.
Memasuki acara inti,
Muhibbin menjelaskan alasan mengapa memilih Kiai Saridin sebagai tokoh
dalam buku karangannya. Ia terinspirasi dengan Kiai Saridin dan menurutnya Kiai Saridin sosok kiai yang berbeda dari yang lain.
"Saya terinspirasi dengan Kiai
Saridin. Oleh sebab itu, saya mencari tahu Kiai Saridin. Beliau seorang wali,
sosok yang mumpuni, gaul," ujar Muhibbin.
Sastrawan lain
seperti Sosiawan Leak juga turut menanggapi buku karya Rektor UIN melalui
pertunjukan peragaan dengan alat bantu selendang merah.
Penampilan yang dikemas apik menimbulkan tawa dan tepuk tangan dari penonton.
Hal yang sama juga terjadi pada sastrawan bernama Cak Kirun yang megemas bahan
materi ke dalam seni Ludruk.
Peserta yang hadir
tidak hanya mahasiswa UIN Walisongo. Ada pula pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA). Azlia, seorang siswi dari SMA Negeri 2 Semarang, ikut terhibur dan
senang dengan penampilan para sastrawan.
"Saat acara saya tidak mengantuk
karena acaranya seru. Soalnya ada tokoh budayawan dan sastrawan. Pembawaannya
menarik. Terus saya suka seni juga," ucap Azlia.
Buku Fatwa dan Canda Kiai Saridin
dinilai pantas untuk dibaca generasi muda, terutama mahasiswa. Sebab konten
dalam buku karangan Rektor UIN Walisongo melatih untuk dapat berpikir secara
terbuka.
"Buku Kiai Saridin cocok dibaca
generasi muda. Sebab sekarang adalah eranya Revolusi Industri 4.0 yang tidak
hanya melatih hard
skill tetapi juga soft
skill. Berpikir lebih cerdas dan kritis dalam menghadapi perubahan," tutur Galuh Paskamagma
selaku perwakilan dari Djarum Foundation.
Acara Ngaji Budaya
pun ditutup dengan tausyiah dan pembacaan puisi oleh Gus Mus. Gus Mus membacakan
puisi yang berjudul Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat. Puisi yang bermaksud menyampaikan bahwa setiap manusia harus
selalu intropeksi diri tersebut berakhir dengan riuhnya tepuk tangan para
penonton. (Kabar/ Elly)
0 Komentar