(sumber: pendidikanmatematika.walisongo.ac.id)

Semarang, KABARFREKUENSI.COM Rencana blended learning pasca lebaran mendatang sangat dinantikan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo. Pasalnya, pelaksanaan perkuliahan daring di UIN Walisongo Semarang telah berlangsung lebih dari setahun sejak dikeluarkannya Surat Edaran Rektor nomor B-1630/Un/10.0/R/HM.00/R/HM.00/03/2020.

Siti Nurrofikoh, mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2018 menyatakan bahwa proses kegiatan belajar mengajar luar jaringan (luring) lebih efektif daripada belajar dalam jaringan (daring). Menurutnya, kegiatan perkuliahan luring dapat meminimalisir kesalahpahaman terhadap konsep mata kuliah yang diajarkan dosen kepada mahasiswa serta lebih fokus.
"Pasti lebih nyaman luring. Penjelasan pendidik lebih komprehensif karena bertemu langsung. Pembelajaran juga terasa lebih fokus karena tidak terkendala jaringan,” tutur Fikoh, Senin (3/5/21).

Hal yang sama juga dirasakan oleh Rian Lutfi Alamsyah, mahasiswa Kimia angkatan 2019. Ia menyampaikan bahwa kuliah daring mengganggu fokus mahasiswa karena banyak terkendala jaringan.
Saya lebih nyaman kuliah luring karena kuliah terasa lebih mudah dan fokus tanpa terkendala jaringan seperti saat kuliah daring. Selain itu ketika kuliah luring saya merasakan aspek mendengar, melihat, dan memahami lebih dapat terpenuhi,” jelas Rian, Selasa (4/5/21).

Blended learning yang direncanakan menjadi langkah awal mengatasi beberapa kendala yang dialami mahasiswa ketika belajar daring.
Pada dasarnya setiap metode punya kekurangan. Metode blended ini lebih maksimal jika dijalankan dengan kerja sama dan keseriusan antar komponen pembelajaran. Metode ini merupakan gabungan dari belajar luring dan daring sehingga dapat saling menutupi kekurangan yang ada,” jelas Fikoh.

Rencana Blended learning di UIN Walisongo menjadi angin segar bagi mahasiswa, terlebih bagi angkatan 2020. Pasalnya, angkatan 2020 sama sekali belum mencicipi bangku perkuliahan luring.
Kalau saya setuju dan senang apabila diadakan blended learning, sehingga angkatan 20 memiliki kesempatan untuk merasakan kuliah luring dan menempati gedung UIN Walisongo tercinta,” ujar Nisa Amalia, mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi angkatan 2020.

Selain itu, blended learning juga menjadi jawaban kerinduan kuliah tatap muka bagi mahasiswa.
Saya sangat setuju dilaksanakan blended learning sebab lebih memahamkan bagi mahasiswa yang mempelajari mata kuliah praktikum dan juga dapat mengobati kerinduan terhadap suasana kelas yang selama ini tidak didapatkan. Harapannya bukan sekedar blended, namun semoga nantinya akan dilaksanakan perkuliahan luring secara penuh,” pungkas Rian.
(Kabar/ Inay & Firman)