Oleh: Fahmadia Jillan Maulida*

       Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Banyaknya jumlah penduduk, memberikan dampak yang buruk bagi Indonesia yaitu kemiskinan. Menurut Hall dan Midgley, kemiskinan adalah kondisi deprivasi materi dan sosial yang menyebabkan individu hidup dibawah standar kehidupan yang layak, atau kondisi dimana individu mengalami deprivasi relatif dibandingkan dengan individu yang lainnya dalam masyarakat. Tahun 2015 Indonesia pernah menduduki peringkat ke-9 sebagai negara termiskin di dunia setelah Ethiopia dan India. Berdasarkan data menyebutkan, 10 persen dari jumlah penduduk dunia akan mengalami kemiskinan yang akut untuk pertama kalinya pada akhir 2015.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk miskin Indonesia paling banyak ditemukan di Jawa Timur hingga Maret 2021. Setidaknya ada 4,6 juta orang tergolong miskin di Jawa Timur dengan proporsi mencapai 16,6% dari total penduduk miskin nasional. Penduduk miskin juga banyak ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Penduduk miskin yang hidup di Jawa Barat sebesar 4,2 juta orang dan di Jawa Tengah sebanyak 4,1 juta orang. Jumlah penduduk miskin secara nasional sebanyak 27,54 juta jiwa pada Maret 2021. Jumlah itu turun 0,01 juta orang dibandingkan pada September 2020.

 Kendati demikian, angkanya meningkat 1,12 juta orang dari Maret 2020. Secara persentase, tingkat kemiskinan di Indonesia sebesar 10,14% pada Maret 2021, turun 0,05% poin dibandingkan pada September 2020. Namun, angkanya naik 0,36% poin dari Maret 2020. Sejumlah faktor melatarbelakangi perubahan angka kemiskinan pada September 2020 hingga Maret 2021. Pandemi Covid-19 mengubah perilaku dan aktivitas ekonomi penduduk. Selain itu, perekonomian nasional terkontraksi 0,74%, begitu pula dengan pengeluaran rumah tangga yang menyusut 2,23% pada kuartal I-2021 dibandingkan tahun sebelumnya dalam periode yang sama.

Kemiskinan sendiri memiliki faktor-faktor penyebanya, diantaranya:

1.    Tingkat pendidikan rendah

            Tingkat pendidikan yang rendah bisa membuat seseorang kurang memiliki keterampilan, wawasan, serta pengetahuan yang memadai untuk kehidupannya.

2.    Harga kebutuhan tinggi

Harga kebutuhan tinggi adalah faktor penyebab kemiskinan yang kerap terjadi dan menjadi alasan mengapa masyarakat miskin merasa kurang dan tidak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3.    Modal terbatas

            Terbatasnya modal juga bisa menjadi penghambat seseorang untuk berkembang. Belum lagi jika orang tersebut memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Mengingat, banyak penyebab rendahnya pendidikan karena faktor ekonomi keluarga.

4.    SDA tidak ada

            Faktor penyebab kemiskinan ini banyak terjadi ditiap negara, terutama negara berkembang serta negara dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Saat sumber daya alam tidak ada atau tidak dapat diolah, maka hal ini bisa jadi salah satu faktor penyebab kemiskinan.

5.    Lapangan pekerjaan yang terbatas

            Banyaknya pekerja asing dari luar negeri yang bekerja di Indonesia, membuat pekerja dalam negeri tergeserkan oleh mereka. Selain itu, keterbatasan keterampilan masyarakat pula yang membuat lapangan pekerjaan menjadi terbatas.

Selain faktor-faktor diatas, ada pula dampak-dampak dari kemiskinan, diantaranya :

1.    Tingkat pengangguran tinggi

            Dampak kemiskinan yang pertama,bisa membuat angka pengangguran semakin banyak. Pasalnya, pengangguran erat kaitannya dengan pendidikan yang rendah. Masyarakat miskin sangat sulit mendapatkan akses pendidikan, hingga membuat mereka kurang keterampilan dan bekal untuk mendapatkan pekerjaan layak.

2.    Kriminalitas tinggi

Masyarakat miskin cenderung melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk dengan melakukan tindak kriminalitas seperti mencuri, menipu, dan lain-lain.

3.    Angka kematian tinggi

            Masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan banyak yang tidak bisa mendapatkan akses kesehatan yang memadai. Hal ini bisa menjadi penyebab angka kematian tinggi.

4.    Tertutupnya akses pendidikan

            Biaya pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan masyarakat miskin tidak bisa menjangkau dunia pendidikan, sehingga tidak bisa bersaing dan bangkit dari keterpurukan.

Cara untuk mengatasi kemiskinan pemerintah memberikan beberapa solusi, diantaranya :

1.    Meningkatkan mutu pendidikan

            Pemerintah memberikan bantuan pendidikan bagi siswa yang kurang mampu melalui program beasiswa  seperti program KIP atau beasiswa dari lembaga swasta lainnya. Pemerintah juga mengeluarkan statement bahwa wajib belajar 12 tahun.

2.    Meningkatkan akses kesehatan di daerah-daerah terpencil

            Pemerintah memberikan bantuan kesehatan untuk masyarakat kurang mampu agar bisa mengakses kesehatan dengan mudah. Program pemerintah dalam bidang kesehatan diantaranya seperti BPJS, KIS, dan sebagainya.

3.    Meningkatkan SDA

            SDA baiknya dikelola dengan prinsip efisiensi dan berkelanjutan serta harus memastikan ada keberlanjutannya, artinya kita mengolah dan memakai seperlunya, sesuai kebutuhan, sehemat mungkin, dan jangan sampai menimbulkan kerusakan alam serta terganggunya ekosistem.

4.    Memberikan bekal keterampilan kepada masyarakat

            Pemerintah memberikan bekal keterampilan kepada masyarakat agar mereka bisa bersaing dengan masyarakat lainnya seperti workshop, kelompok tani, BUMdes, dan lain-lain. Dengan ini, pemerintah tidak lagi mempekerjakan orang asing dari luar negeri di Indonesia.

5.    Memberikan bantuan sosial dan modal kepada masyarakat kurang mampu

            Melalui pemberian bantuan sosial dan modal dari pemerintah diharapkan masyarakat bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dan dapat digunakan sebagai modal usaha untuk meningkatkan perekonomian. Program-program pemerintah dalam hal pemberian bantuan sosial dan modal diantaranya seperti PKH, Jamkesmas, bantuan UMKM dan sebagainya.

*Kru Magang LPM Frekuensi Jurusan Pendidikan Kimia