(Foto Dokumentasi Pribadi)

Semarang,KABARFREKUESI.COM-Peserta penuhi auditorium 1 kampus 1 UIN Walisongo Semarang di acara Seminar Nasional, Workshop & Bedah Buku yang diselenggarakan oleh LPM Frekuensi untuk pertama kalinya. Kegiatan yang berlangsung dua hari tersebut juga disemarakkan dengan launching buku dari mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi pada hari pertama (15/11). Mengusung tema Youth and Technology: Growing up in a Digital World menghadirkan sejumlah narasumber untuk membahas teknologi dan anak muda pada hari kedua (16/11).

Acara yang dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Dr. H. Ismail, M.Ag.,juga dihadiri oleh beberapa pejabat kampus. Acara yang juga disiarkan langsung di youtube LPM Frekuensi tersebut mampu menarik sekitar 225 peserta dan 30 panitia secara offline dan aktif menyimak pemaparan materi dari narasumber. Selain itu, peserta yang hadir tidak hanya dari kalangan mahasiswa UIN Walisongo saja, namun terdapat peserta dari beberapa Universitas yang turut menghadiri acara tersebut.

Antusias peserta terlihat sejak hari pertama (15/11) pada kegiatan Workshop dan Bedah Buku bersama Kang Gunawan dan Bu Muyass. Merujuk pada tema besar, setiap narasumber Seminar Nasional hari kedua (16/11) mempunyai sub tema yang saling berkaitan dipandu oleh moderator yang kompeten. Tiga narasumber tersebut, yakni Prof. Dr. Ridwan, Ning Hj. Umniyatul, dan Dr. Dika Anggara.

Penyampaian materi oleh narasumber pertama, Prof. Dr. Ridwan, diawali dengan pembicaraan data sadar teknologi di Indonesai.

“Banyak orang di Indonesia kalo kita bertemu selalu bilang saya gaptek. Padahal, 75% penduduk Indonesia itu ga gaptek,” ujar Prof. Ridwan.

Melanjut dari opening statement, Prof. Ridwan mengatakan bahwa harapan Indonesia adalah anak muda, meskipun melek IT mereka minim literasi. Hal penting juga disampaikan dalam 3 rahasia umum: pekerjaan yang hilang dan tercipta, tidak perlu ijazah formal, dan sumber belajar yang inklusif.

Penyampaian materi kedua mengenai religiusitas dalam digitalisasi. Pada materi kedua ada beberapa hal menarik yang disampaikan oleh Ning Umniyatul selaku pemateri kedua sehingga membuat seisi ruangan tertawa.

“Kok ya ada titip jasa doa only 50k,” tutur Ning Umniyatul dengan menunjuk gambar pada ppt

Membicarakan fenomena yang sedang viral dan mengkorelasikannya dengan tantangan digitalisasi. Banyak trend yang menyimpang dengan keagamaan sebagai garis besar pada materi kedua. Sedangkan, narasumber ketiga, Dr. Dika Anggara, membahas inovasi digital secara umum, era disrupsi digital, dan apa saja disrupsi teknologi digital.

“Siapa yang tau era revolusi industri 4.0 ditandai dengan apa?” tanya Dr. Dika

Adapun beberapa peserta yang menjawab, “E-Commerce.”

Kegiatan yang berlangsung hingga pukul 12.30 tersebut dicairkan juga oleh moderator yang disambut  antusias peserta dengan membuka sesi tanya jawab. Antusias peserta terlihat saat sesi tanya jawab berlangsung. Namun dengan pertanyaan yang cukup banyak, menyebabkan tidak semua peserta diberi kesempatan lantaran keterbatasan waktu.

“Alhamdulillah ga nyangka acara berjalan dengan lancar. Saya sangat bertrimakasih kepada semua pihak yang terlibat, khususnya panitia yang sudah membantu menyiapkan acara dan berlangsungnya acara. Harapannya acara ini dapat memberi manfaat kepada kita semua,” ujar Fitriah selaku ketua panitia. (Kabar/Muna)