Sumber : Pexels

Oleh: Siti Mauidhotur Rohmah*

Penamu lebih tajam dari sebilah pedang. Mungkin Sebagian dari kita pernah mendengar pepatah seperti itu. Sebagai seorang penulis, yang mana ia selalu berkecimpungan dalam dunia penulisan, kata maupun tulisannya adalah sebuah senjata yang mematikan. Sebuah senjata yang terlihat remeh dimata beberapa orang, namun memiliki kekuatan yang dapat memengaruhi seseorang lewat kata-kata yang ditulisnya. Itulah kekuatan kata-kata.

Dalam hal menulis, beberapa orang mungkin akan mengatakan bahwa menulis itu mudah. Bisa jadi seseorang itu memang memiliki bakat alami dalam menulis. Namun, tak jarang juga seseorang merasa kesulitan untuk mengekspresikan apa yang dirasakannya melalui tulisan. Di sini kreativitas kita diperlukan untuk menghasilkan kata-kata maupun ide-ide yang segar. Disiplin dan ketekunan juga menjadi kunci kesuksesan dalam hal ini. Terkadang ada saat-saat dimana seorang penulis merasa bad mood atau sedang malas menulis. Mereka mungkin akan berpikir untuk mengerjakannya nanti saja. Hal itu jika dibiarkan berulang-ulang dapat menstimulasi diri mereka sendiri untuk menunda-nunda pekerjaan. Dengan membiasakan diri untuk tetap konsisten menulis, walau terkadang tidak tahu akan menulis apa. Akan tetapi tetap memaksa diri untuk menulis, dapat membantu kita melatih otak untuk terus berpikir kreatif.

Setelah mereka melatih otak dan mengembangkan kreativitas. Para penulis akan masuk ke tahap selanjutnya, yaitu pengembangan gaya tulisan. Setiap penulis memiliki ciri khas mereka tersendiri dalam menulis. Hal itu membutuhkan waktu, proses, dan pengalaman yang panjang. Inilah yang menjadikan setiap tulisan unik dan menarik. Setiap tulisan memiliki pembacanya tersendiri, kita tidak bisa memaksa mereka untuk hanya menyukai tulisan ini maupun tulisan itu. Semua memiliki porsinya tersendiri.

Mengutip perkataan di salah satu platform blog yang membahas tentang kepenulisan. Dikatakan bahwa tutur bijak mengatakan bahasa dan kata-kata adalah senjata bagi seorang wartawan untuk mengungkap teka-teki yang terbukam hingga menuai jawaban pasti. Bila dianalogikan, pena seorang wartawan itu lebih tajam dibanding peluru. Karena satu peluru hanya akan mengenai satu musuh. Akan tetapi satu tulisan tinta pena wartawan sasarannya dapat mengenai jutaan manusia. Bisa dikatakan dampak yang diberikan oleh seorang jurnalis atau wartawan begitu luas.

Jika mengutip dari berbagai sumber refrensi. Napoleon Bonaparte yang pernah berkuasa di Francis pada abad ke -- 18, pernah mengeluarkan pendapatnya mengenai wartawan ketika dirinya terus dirongrong oleh jurnalis atas kebijakannya saat itu. "Pena - wartawan lebih tajam daripada sebilah pedang karena itu saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet," tutur Napoleon Bonaparte kala itu. Dari  ungkapan tersebut jelas betapa jurnalis atau wartawan memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga seorang Napoleon yang sangat berkuasa begitu ketakutan dengan tajamnya kata dan kalimat wartawan saat itu.

Sementara itu, di era sekarang ini media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook memiliki pengaruh besar. Tulisan dapat memiliki dampak yang besar, apalagi para jurnalis. Mereka memiliki kekuatan di dalam tulisan yang mereka tulis untuk memengaruhi opini publik, membentuk kebijakan, atau bahkan memicu perubahan sosial. Bahkan dalam politik kata-kata juga dapat memengaruhi opini publik maupun dinamika politik di suatu negara. 

Orang biasa yang bukan siapa-siapa juga bisa memengaruhi massa melalui tulisannya di media sosial. Hal itu dapat memicu dampak positif maupun negatif. Semuanya tergantung keinginan sang penulis. Apa yang hendak ia katakan lewat tulisannyalah yang akan menggerakan publik. Maka dari itu penting bagi kita untuk menulis dengan bertanggung jawab dan etis. Ingat, bahwa setiap kata yang akan kita tulis maupun kita ucapkan memiliki kekuatan yang dapat memengaruhi banyak orang. Jadi gunakanlah penamu dengan baik dan bertanggung jawab.

Perlu kita sadari bahwa setiap kata yang kita pilih mempunyai dampak yang sangat besar. Sebagai penulis, kita mempunyai tanggung jawab untuk menggunakan kekuatan tulisan kita dengan bijak dan bertanggung jawab. Dengan menyampaikan pesan secara integritas dan bijaksana, kita dapat memastikan bahwa kekuatan dari "senjata" penulisan kita digunakan untuk membawa dampak positif dalam masyarakat

 *Kru LPM Frekuensi

Editor : Fatikhatul Maulidatunnisa