Penggunaan
kendaraan yang semakin meningkat berdampak pada polusi dan emisi gas rumah
kaca. Selain itu ketergantungan pada bahan bakar pun semakin tinggi, padahal
sumber daya tersebut kian menipis. Jika dibiarkan tanpa inovasi, kondisi ini
dapat memperburuk dampak lingkungan, mengancam kesehatan manusia, serta
meningkatkan biaya energi di masa depan. Pengembangan teknologi kendaraan yang
lebih ramah lingkungan menjadi kebutuhan mendesak, seperti kendaraan listrik, hybrid
atau berbahan bakar alternatif yang lebih efisien dan minim emisi. Inovasi
dalam transportasi tidak hanya membantu mengurangi pencemaran udara, tetapi
juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem serta menciptakan sistem
mobilitas yang lebih berkelanjutan.
Sebagai upaya
menjawab tantangan tersebut ajang Shell Eco-Marathon hadir
sebagai wadah inovasi bagi para pelajar dan mahasiswa dalam mengembangkan
solusi mobilitas masa depan. Shell Eco-Marathon merupakan
kompetisi internasional yang menantang peserta untuk mendesain, membangun,
menguji, dan mengendarai kendaraan yang mampu menempuh jarak terjauh dengan
penggunaan energi seminimal mungkin. Kompetisi ini menekankan aspek efisiensi
energi tanpa mengesampingkan faktor keamanan kendaraan. Terdapat dua kategori
utama dalam perlombaan ini, yaitu Prototype yang berfokus pada kendaraan
futuristik dengan desain aerodinamis dan bobot ringan, serta UrbanConcept
yang lebih menyerupai kendaraan konvensional dengan efisiensi tinggi. Ajang ini
diadakan setiap tahun dengan lokasi yang bergilir di berbagai benua, termasuk
Asia, Amerika, dan Eropa.
Sejarah Shell Eco-Marathon berawal pada tahun
1939 ketika Bob Greenshields, Direktur Riset Shell, membuat taruhan
dengan rekan-rekannya di Shell Oil Company mengenai siapa yang dapat
menempuh jarak terjauh dengan jumlah bahan bakar yang sama. Taruhan sederhana
ini kemudian berkembang menjadi sebuah kompetisi yang kini menjadi ajang
bergengsi di tingkat internasional. Setiap tahunnya, kompetisi ini diikuti oleh
lebih dari 52 negara, termasuk Indonesia. Peserta dari berbagai universitas di dunia menunjukkan
ketekunan, inovasi, serta kolaborasi dalam menciptakan kendaraan hemat energi.
Shell Eco-Marathon musim ke-40 yang digelar di Sirkuit Internasional Lusail, Doha, Qatar, pada 8-12 Februari. Shell Eco-Marathon musim ini menjadi saksi keberhasilan mahasiswa Indonesia dalam mencetak prestasi membanggakan di kancah internasional. Partisipasi tim terbaik dari berbagai universitas di Indonesia dalam kompetisi ini menunjukkan bahwa bangsa ini memiliki generasi muda yang inovatif dan siap menghadapi tantangan mobilitas masa depan. Keberhasilan mereka tidak hanya membawa kebanggaan bagi Indonesia, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa anak bangsa mampu bersaing di tingkat global dalam bidang teknologi transportasi berkelanjutan.
Daftar
Universitas Nasional yang Berhasil Raih Prestasi di Ajang SEM (Shell
Eco-Marathon) 2025
Berbagai tim dari
Universitas tanah air ikut berpartisipasi mengharumkan nama bangsa dalam ajang
ini. Mulai dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember hingga Universitas Negeri
Malang menunjukan karya terbaik mereka. Berikut adalah daftar Universitas tanah
air yang mencetak prestasi dalam ajang ini:
1. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Tim Sapuangin meraih tiga penghargaan sekaligus, yaitu 1st Place untuk Vehicle Design Award (Urban Concept Category), 2nd Place untuk Data and Telemetry Award, serta 3rd Place dalam Regional Championship. Mengutip dari website kampus ITS sendiri, tim ini merupakan komunitas mahasiswa yang berfokus pada penelitian mobil hemat energi dan teknologi otomotif.
Sementara itu, Tim Antasena juga menunjukkan performa luar biasa dengan meraih 1st Place dalam Vehicle Design Award (Prototype Category), 2nd Place untuk Carbon Footprint Reduction Award dan Communication Award, serta 3rd Place dalam kategori Hydrogen Prototype Concept. Dalam website ITS menuliskan, keberhasilan tim merupakan hasil strategi yang matang dalam berbagai aspek penilaian kompetisi. Setiap aspek teknis diperhitungkan secara cermat untuk memastikan kendaraan mencapai performa terbaik di lintasan.
2. Universitas Diponegoro (UNDIP)
Universitas Diponegoro turut membanggakan Indonesia melalui Tim Antawirya, yang berhasil meraih 1st Place dalam kategori Prototype Battery, 2nd Place untuk Urban Internal Combustion Engine (ICE), dan 3rd Place dalam Technical Innovation. Menurut berita yang dipublikasikan oleh RRI, Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., mengungkapkan bahwa pencapaian ini membuktikan bahwa mahasiswa UNDIP mampu bersaing di tingkat global melalui inovasi dan riset unggulan.
3. Universitas Brawijaya (UB)
Universitas Brawijaya juga menunjukkan dominasinya melalui Tim Apatte62, yang berhasil meraih 1st Place dalam Regional Champions, 2nd Place di kategori Urban Electric, dan 2nd Place untuk Safety Award. Menurut website Fakultas Teknik UB sendiri, keberhasilan tim ini tak lepas dari bimbingan Prof. Dr.Eng. Denny Widhiyanuriyawan, ST., MT., IPM., dan Waru Djuriatno, ST., MT., serta kerja sama lintas disiplin antara mahasiswa Teknik Mesin dan Teknik Elektro.
4. Universitas Indonesia (UI)
Berdasarkan data dari Okezone, Tim Nakoela Universitas Indonesia menciptakan inovasi Keris Hydro I, mobil berbahan bakar hidrogen dengan desain aerodinamis berbentuk teardrop yang mengurangi hambatan udara dan meningkatkan efisiensi. Inovasi ini mengantarkan mereka meraih 1st Place dalam kategori Prototype Hydrogen Fuel Cell.
Tim Arjuna dari UI berhasil meraih 4th Place dalam kategori Urban Vehicle. Menurut website Fakultas Teknik UI, tim Arjuna dikenal dengan semangat kolaboratifnya yang memungkinkan mereka mengatasi berbagai tantangan dalam kompetisi.
5. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
Universitas Negeri Yogyakarta juga tak mau kalah, dengan mengajukan Tim Garuda, mereka berhasil meraih 2nd Place dalam Regional Championship dan 3rd Place untuk Battery Electric Urban Concept. Berdasarkan berita yang dipublikasikan oleh RRI, tim Garuda UNY berkompetisi sengit dengan empat Universitas asal Indonesia. Dalam ajang ini mereka menampilkan mobil Anak Lanang di bawah pimpinan Arvin Maulana Hafizh sebagai ketua tim.
6. Universitas Sebelas Maret (UNS)
Dari Universitas Sebelas Maret, Tim Bengawan berhasil meraih 3rd Place dalam kategori Prototype Internal Combustion Engine (ICE). Menurut website tim Bengawan, tim ini merupakan delegasi resmi Indonesia dalam ajang internasional dan terus berupaya merancang kendaraan hemat energi dengan kualitas terbaik.
7. Universitas Gajah Mada (UGM)
Universitas Gadjah Mada turut menorehkan prestasi melalui Tim Semar, yang berhasil meraih 2nd Place dalam kategori Prototype Battery Electric. Menurut website Fakultas Teknik UGM menyatakan bahwa tim Semar UGM merasa Shell Eco-Marathon bukan sekedar ajang perlombaan, tetapi juga bentuk dedikasi dalam mencetak generasi unggul yang tidak hanya mahir dalam teknologi melainkan juga memiliki kesadaran tinggi terhadap keberlanjutan.
8. Universitas Negeri Malang (UM)
Terakhir, Universitas Negeri Malang melalui Tim Semeru berhasil meraih 1st place dalam kategori Prototype Internal Combustion Engine (ICE). Tim Semeru membuktikan inovasi luar biasa yang mereka kembangkan dalam ajang ini. Mengutip dari website UM sendiri dalam tulisannya menyatakan, tim telah memulai persiapan untuk ajang ini sejak Januari 2024 dengan strategi yang terencana. Mereka mengembangkan kendaraan berdasarkan pengalaman dari ajang Shell Eco-Marathon 2024 dan turut serta dalam Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2024 sebagai simulasi. Keberhasilan di KMHE 2024 semakin meningkatkan kepercayaan diri tim untuk berkompetisi di Qatar.
Keberhasilan berbagai universitas
Indonesia di Shell Eco-Marathon 2025 menunjukkan bahwa mahasiswa
Indonesia memiliki potensi besar dalam inovasi teknologi kendaraan hemat energi.
Prestasi ini tidak hanya membanggakan, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa
generasi muda Indonesia siap bersaing di kancah global.
Penulis : Fitrotul Uyun (LPM Frekuensi 2024)
Editor : Dian Nur Hanifah
0 Komentar