Semarang,
KABARFREKUENSI.COM-Qonita Nurun Nima
Amalia, lulusan Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
(FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang angkatan 2021,
berhasil menorehkan prestasi membanggakan sebagai wisudawan terbaik FEBI dengan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,89.
Qonita tampil pada
prosesi wisuda yang digelar pada Sabtu (24/5) mewakili seluruh wisudawan untuk
menyampaikan sambutan perpisahan di hadapan Rektor, para Wakil Rektor, Dekan,
Direktur Pascasarjana, dan seluruh civitas akademika. Suara yang tenang namun penuh
keyakinan mengiringi pembukaan pidatonya, yang dimulai dengan perumpamaan sarat
makna spiritual. “Guguran dedaunan menandai berakhirnya suatu musim, terbawa
irama syahdu sebelum senja menyapa bumi yang beristirahat,” ucapnya,
menggambarkan dengan puitis akhir dari fase perjuangan akademik dan awal dari
perjalanan kehidupan yang baru.
Dalam sambutannya, Qonita menyampaikan
rasa syukur dan terima kasih mendalam kepada seluruh pihak yang telah menjadi
bagian dari perjalanan akademiknya. Ucapan khusus ia tujukan kepada keluarga
tercinta, terutama sang ibu, kakak, dan adik yang selama ini setia mendampingi.
Momen paling emosional terjadi saat ia menyebut mendiang ayahnya. “Lihatlah,
Ayah. Putri kecilmu ini sudah menyelesaikan amanahnya. Meski raga tak lagi
bersama, setiap langkah ini akan selalu mengingatmu,” katanya dengan suara
bergetar, membuat suasana seketika menjadi hening dan haru.
Qonita menegaskan
bahwa gelar sarjana bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari
pengabdian dan perjuangan yang lebih luas. Suatu pencapaian yang tercapai
bukan melalui strategi khusus, melainkan lewat kerja keras yang konsisten. “IPK
sangat penting sebagai bekal masa depan. Konsistensi adalah kunci,”
ujarnya. Meski demikian, ia mengakui bahwa rasa malas dan jenuh kerap muncul.
Namun, dengan terus mengingat tujuan awal kuliah, ia mampu menjaga motivasi dan
menyelesaikan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Qonita
meninggalkan pesan berharga untuk mahasiswa dan mahasiswi yang masih berjuang
menyelesaikan studi. Ia menekankan bahwa rasa malas adalah hal yang manusiawi,
namun tidak boleh melupakan tujuan awal kuliah dan orang-orang yang telah
memberikan dukungan. “Menetapkan target dan terus bergerak maju adalah
langkah penting untuk menyelesaikan pendidikan dengan baik,” ujarnya.
Penulis: Riby Aminarti
Editor: Dian Nur Hanifah
0 Komentar