Sumber Dokumentasi: Paguyuban beasiswa KSE UIN Jakarta

Semarang, KABARFREKUENSI.COM - Pendidikan tidak hanya menggerakkan ilmu dan pengetahuan, tetapi juga berperan dalam membentuk karakter seseorang agar menjadi pribadi yang bijak dan menyadari potensi yang dimilikinya. Anak-anak yang tinggal di daerah pedalaman diketahui mengalami kesulitan besar dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Berbeda dengan anak-anak pada umumnya, terutama yang tinggal di daerah perkotaan. Pendidikan yang mereka peroleh sering kali hanya memenuhi standar minimum Pendidikan yang ada di Indonesia. Banyak dari mereka yang tertinggal zaman dan kurang mengikuti kemajuan perkembangan zaman. Bahkan, mereka sering kali tidak akrab dengan alat komunikasi modern seperti telepon genggaam yang menjadi tren masa kini.

Hingga saat ini, salah satu masalah utama yang dihadapi anak-anak di daerah pedalaman adalah kesulitan mendapatkan pendidikan yang layak. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar, setiap warga negara Indonesia harus mengikuti pendidikan minimal, dalam hal ini pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau yang sederajat.

Seharusnya mereka menempuh pendidikan formal selama 12 tahun, tetapi kenyataannya akses ke sekolah sangat sulit. Beberapa dari mereka harus menyeberangi sungai untuk dapat pergi bersekolah. Ada juga daerah yang mengharuskan siswa atau siswi berjalan kaki hingga puluhan kilometer agar sampai ke sekolah. Selain itu, banyak siswa atau siswi bersekolah tanpa menggunakan alas kaki karena keterbatasan finansial orang tua untuk memenuhi kebutuhan sekolah anaknya.

Berbagai kendala muncul dalam pelaksanaan pendidikan, terutama di wilayah 3T yakni Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal. Seperti keterbatasan jumlah tenaga pendidik, distribusi dana pendidikan yang tidak merata, insentif yang masih minim, kualifikasi tenaga pendidik yang belum memenuhi standar, kurangnya kompetensi tenaga pendidik, serta pelaksanaan kurikulum di sekolah yang belum mengikuti prosedur dan mekanisme standar. Fasilitas memiliki peran penting dalam mengoptimalkan jalannya pendidikan di daerah terpencil agar berjalan secara efektif. Faktor-faktor ini menunjang perkembangan sektor pendidikan sehingga, permasalahan terkait perlu penanganan khusus melalui penyediaan fasilitas pendukung. Salah satu bentuknya adalah pengembangan infrastruktur, terutama pembangunan gedung sekolah, seperti rumah dinas untuk guru, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang kelas, dan toilet.

Peran masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat juga penting dalam mendukung pendidikan di daerah terpencil. Dengan kerja sama yang solid, cita-cita memberikan pendidikan yang setara bagi anak-anak pedalaman bukan hanya mimpi, melainkan kenyataan yang dapat diraih.

Tidak ada anak yang terlalu jauh untuk bermimpi jika pendidikan hadir sebagai kunci pembuka masa depan. Investasi pendidikan di daerah pedalaman adalah investasi masa depan bangsa yang akan menghasilkan generasi unggul dan mampu bersaing secara global. Oleh karena itu, mari kita dukung dan perjuangkan pendidikan berkualitas di semua pelosok negeri.

Kabar: Siti Khoirunnisa

Editor: Siti Qummariyah (Kru LPM Frekuensi 23)