Foto/ Anis

Semarang, KABARFREKUENSI.COM - Kini mahasiswa UIN Walisongo semester akhir  tidak perlu menunggu untuk Test of English as a Foreign Language (TOEFL) dan Ikhtibar Mi’yar al-Kafaah fii al-Lughoh al-Arabiyah (IMKA). Pasalnya Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) membuat kebijakan jika TOEFL dan IMKA bisa dilakukan lewat jalur khusus dengan ketentuan mahasiswa telah memiliki pengesahan dari pembimbing skripsi dan siap untuk maju ujian munaqasah.
 “Saya merasa senang dengan kebijakan ini. Kami yang sudah menunggu berbulan-bulan akhirnya bisa mengikuti tes TOEFL dan IMKA tanpa harus menunggu lama,” ungkap Riri, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi semester 8.
Hal ini dibenarkan oleh Lianah selaku Wakil Dekan bidang akademik Fakultas Sains dan Teknologi (FST) bahwa PPB telah menyosialisasikan terkait kebijakan tersebut ke masing-masing Fakultas melalui surat edaran.
“Mereka bisa mendaftar lewat jurusan masing-masing yang kemudian diberikan ke akademik,  selanjutnya didaftarkan ke PPB,tutur Lianah.
Ia pun menambahkan jika mahasiswa tingkat akhir yang akan melaksanakan tes  TOEFL dan IMKA lewat jalur khusus bisa langsung mendaftar. Kesempatan ini diberikan supaya mahasiswa tingkat akhir dapat lulus tepat waktu. Namun, jika sudah diberikan kesempatan seperti ini dan tetap belum lulus maka mereka harus mengulang kembali sampai lulus.
Pengumuman dari PPB ini sudah disebarluaskan ke seluruh fakultas kampus UIN Walisongo. Dari FST pengumuman ini telah disampaikan kepada masing-masing jurusan ketika rapat. Dengan memanfaatkan media sosial pihak jurusan menyebarluaskan pengumuman ini kepada mahasiswa tingkat akhir.
“Kami dari FST memiliki grup whatsApp yang beranggotakan komting masing-masing kelas. Dari grup ini kami mengumumkan kebijakan tersebut,tutur Yulia selaku Ketua Jurusan (Kajur) Pendidikan Matematika (4/4).
Ia pun menambahkan jika masing-masing dosen pembimbing juga turut serta menginformasikan kebijakan ini kepada mahasiswa khususnya semester 10-14 dikarenakan mereka jarang datang ke kampus.
Pasalnya kebijakan ini muncul karena mahasiswa semester awal diperbolehkan untuk mendaftar. Namun pada kenyataannya kebijakan tersebut justru tidak sesuai dengan tujuan awal.  Tidak disertainya penambahan kelas menyebabkan mahasiswa semester akhir tidak kebagian kursi. (Kabar/ Anis, Santi*)

*Kru Magang LPM Frekuensi Jurusan
Pendidikan Matematika angkatan 2017