(Foto/ Diah)

Semarang, KABARFREKUENSI.COM - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah bersama Komunitas Seni Rumah Rupa Walisongo (RRW) menyelenggarakan Seminar dan Pameran Seni Rupa, Senin (9/4). Acara yang bertajuk “Literasi Media” diselenggarakan di Auditorium II Kampus III Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang tersebut menghadirkan dua narasumber, yakni Budi Setyo Purnomo selaku ketua KPID Jateng dan Abdullah Ibnu Thalhah, dosen Pendidikan Seni UIN Walisongo.

Dalam seminar tersebut, Budi menyampaikan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus cerdas dalam menyaksikan siaran di media. Hal tersebut harus dilakukan karena pada era sekarang terdapat siaran-siaran yang tidak bermanfaat dan tidak sesuai dengan budaya yang ada di Indonesia.

"Kita tahu bahwa di masa ini, apa yang kita nikmati tidak seluruhnya bermanfaat bagi publik," ujar Budi.

Menurut Budi, saat ini rapat redaksi yang dilaksanakan oleh aparat media, bukan untuk menerjemahkan keinginan redaksi. Akan tetapi, lebih ke arah keinginan marketing. Ia pun menambahkan jika terdapat tiga pengaruh dari televisi, yakni pengaruh langsung, penumpulan kepekaan, dan pengaruh dunia ganas atau agresif.

Budi juga mengungkapkan bahwa di daerah Jateng juga terdapat siaran yang tidak bermanfaat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya judul lagu dengan makna yang buruk. Lagu-lagu tersebut biasa diputar di media massa, hal ini memiliki pengaruh besar bagi masyarakat.

"Di Jawa Tengah banyak judul lagu yang artinya saru dan sering diputar di radio-radio setempat, sehingga banyak disenangi masyarakat," jelas Budi.


Di akhir pemaparan, Budi berharap agar masyarakat dapat lebih cerdas. Sehingga mampu menghasilkan media yang lebih bermanfaat. (Kabar/ Diah*)


*) Kru Magang LPM Frekuensi Jurusan
Pendidikan Matematika angkatan 2017