Ilustrasi: Google.com
Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan telah
menyebar di seluruh negeri. Beberapa manusia dari segala bidang berlomba
menyesuaikan diri agar tidak ketinggalan zaman. Profesi yang dulu diidolakan,
kini sudah banyak yang ditinggalkan. Bahkan, profesi baru yang dulu belum pernah terbayangkan oleh
manusia, kini terus bermunculan. Kemajuan teknologi yang semakin pesat mengubah
manusia menjadi masyarakat yang tergantung pada mesin, semua dikerjakan dengan
mesin, memasak nasi dengan mesin, membuat roti dengan mesin, mencuci baju
dengan mesin. Pada akhirnya, kegiatan yang dilakukan secara manual mulai
ditinggalkan.
Vincent
Ricardo menjelaskan pengertian kecerdasan buatan sebagai bagian dari ilmu
komputer yang berfokus pada pembentukan mesin dengan kemampuan kecerdasan yang
dapat berinteraksi dan bekerja seperti manusia. Salah satu AI yang telah kita
ketahui adalah mesin robot yang dapat berinteraksi dan bekerja layaknya
manusia.
Entah
baik atau buruk, bahaya atau tidak jika mesin buatan manusia itu mengalahkan
kecerdasan manusia. Bahkan jutaan kali jauh lebih cerdas dari manusia. Beberapa
orang menilai bahwa AI adalah hal yang sangat berbahaya. Seperti kata Elon
Musk, selaku CEO spaceX, CEO tesla, Inc. “Jika ada kecerdasan buatan super yang
pengoptimalisasian dan fungsi kegunaannya
merugikan manusia di kemudian hari, maka itu akan berdampak sangat
buruk”.
Hilangnya
banyak pekerjaan karena teknologi dianggap sebagai ancaman serius. Berbagai
penelitian pun dilakukan agar bisa memprediksi profesi apa yang kemungkinan
hilang di masa depan. Menurut Kai Fu Lee selaku Venture Capitalist, AI
akan semakin menggantikan profesi berulang, bukan hanya profesi buruh tetapi
juga profesi kantor. Namun, ada pula yang menentang pembatasan AI. Salah satunya
yaitu pendiri Facebook Mark Zuckerberg yang terang-terangan optimistis tentang
masa AI yang akan membantu aktivitas manusia.
Berkembangnya
teknologi memang sangat menguntungkan, mempercepat dan memudahkan kegiatan
manusia sehari-hari. Namun bersamaan dengan itu, banyak lapangan kerja yang
terancam hilang akibat meningkatnya teknologi seperti buruh pabrik, telemarketing,
akuntan, petugas tol, kasir, teller bank, hingga yang berhubungan dengan sektor
hukum.
Selain
itu, banyak pengusaha memilih robot sebagai pegawai dibanding manusia.
Bagaimana tidak, selain cerdas robot juga lebih kuat dari pada manusia. Tidak
perlu memberi tunjangan, tidak perlu memberi upah lemburan. Itulah mengapa
penggunaan robot sangat menguntungkan bagi para pengusaha.
Namun
tidak semua profesi manusia bisa digantikan oleh robot. Robot dianggap belum
mampu mengambil alih profesi yang tergantung pada interaksi manusia seperti
dokter, guru atau profesi yang menuntut kreativitas asli, seperti business
development, content creator, seniman, dan musisi.
Al
tidak bisa kita hindari di masa depan. AI akan terus berkembang dan menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari manusia. Mesin akan lebih pintar, lebih
cepat, dan lebih kuat dari manusia. Menghadapi hal tersebut, sebagai manusia harus
bijak dalam menggunakan berbagai teknologi, misalnya dengan
memanfaatkan kecerdasan manusia dan kecerdasan buatan secara bersamaan .Jika
manusia dapat menyertakan AI di setiap kegiatan, pekerjaan yang dilakukan akan jauh
lebih cepat dan mudah diselesaikan. Namun, manusia juga perlu meningkatkan skil
lyang tidak dapat dilakukan oleh mesin. Dengan begitu, manusia tidak perlu
khawatir terkait ancaman AI di masa depan.
0 Komentar