Semarang, KABARFREKUENSI.COM – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Frekuensi menggelar acara Pra – Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (Pra-PJTD) pada Sabtu (16/10). Acara ini dilaksanakan melalui platform zoom meeting sebagai salah satu rangkaian acara menuju PJTD 2021. Dalam Pra-PJTD ini, LPM Frekuensi menghadirkan tiga narasumber yang tak lain merupakan alumni LPM Frekuensi di antaranya Zakiyatur Rosidah, Syifa’ul Furqon, dan Syamsuddin Nur Majid.

Materi pertama mengenai Teknik Lobi dan Reportasi yang disampaikan oleh Zakiyatur Rosidah. Zakiyatur menyampaikan bahwa lobi dan reportase merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan jurnalistik.

“Dalam jurnalistik pasti akan mengenal istilah lobi. Lobi merupakan kegiatan tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan wawancara baik secara terbuka maupun tertutup. Melobi dapat dilakukan secara langsung dengan bertemu narasumber ataupun dilakukan dengan perantara pihak lain. Sedangkan reportase adalah cara wartawan dalam memperoleh bahan berita yang hendak dipublikasikan. Terdapat 3 cara dalam pengumpulan bahan berita yakni observasi, wawancara, dan riset data,” jelas Zakiyatur dalam sesi pertama diskusi Pra-PJTD.

Syifa’ul Furqon menyampaikan materi kedua mengenai Analisis Framing. Syifa’ul menjelaskan framing sebagai suatu perspektif yang digunakan media ketika menyuguhkan berita.

“Dalam analisis framing terdapat perspektif media untuk menentukan fakta yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan atau dihilangkan dan akan dibawa kemana berita itu,” terang Syifaul.

Syifa’ul juga menjelaskan berbagai macam model framing dari para tokoh, di antaranya model Robert N. Entman tentang seleksi isu dan penonjolan isu, model Zhongdang Pan & Gerald M. Kosicki tentang dua konsepsi framing yakni konsepsi psikologi dan sosiologi, serta model William A. Gamson.

Materi terakhir mengenai Wacana disampaikan oleh Syamsuddin Nur Majid.  Syamsuddin menyampaikan bahwa wacana adalah jenis tulisan yang berisi gagasan, ulasan atau kritik terhadap persoalan yang berkembang di masyarakat dan ditulis dengan bahasa ilmiah populer. Wacana dibagi menjadi artikel dan opini. Artikel memiliki bahasa yang baku, terstruktur, terdapat penguatan referensi dan kredibel. Sedangkan opini memiliki bahasa yang lebih santai dan ringan.

Sebelumnya Zakiyatur memberikan pesan kepada calon kru magang bahwa setiap proses yang akan dijalani tentu tidak instan.

“Berproses di LPM Frekuensi tidak instan, bisa jadi manfaat/ilmunya dirasakan ketika mungkin sudah menjadi alumni atau di dunia kerja,” tutur Zakiyatur pada akhir penyampaian materi pertama.

(Kabar/Daffa)