(Sumber: Dokumentasi Pribadi)


Semarang, KABARFREKUENSI.COM Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) Universitas Islam Negeri Walisongo menyelenggarakan Talk Show Kepemimpinan bertema “The Next Leader Of UIN Walisongo Semarang” pada Senin (19/06) di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo.


Balapikir Farhan selaku Ketua Umum UKM KSMW menjelaskan bahwa acara Talk Show ini diadakan sebagai bentuk respon dari terbitnya Surat Keputusan (SK) Panitia Penjaringan Rektor No 001/Un.10.0/PPBCR/TP.00.04/04/2023 tentang Penjaringan Bakal Calon Rektor UIN Walisongo Semarang Masa Jabatan 2023–2027 dan SK Panitia Penjaringan Rektor No. 008/Un.10/PPBCR/TP.00.04/5/2023 tentang Penetapan Bakal Calon Rektor UIN Walisongo Semarang Periode 2023–2027.


“Acara kali ini respon dari Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Panitia Penjaringan Calon Rektor Bulan Mei lalu. Inisiasi dari Talk Show Kepemimpinan ini untuk mengetahui visi misi dari calon rektor dan bagaimana cara beliau memajukan UIN Walisongo dengan berbagai isu-isu kampus yang ada,” jelas Farhan.


Terdapat tujuh calon rektor yang masuk dalam penjaringan. Namun, yang dapat hadir saat ini hanya tiga kandidat calon rektot yaitu Prof. Dr. Syamsul Ma’arif, M.Ag., Prof. Dr. M. Mukhsin Jamil M.Ag., dan Prof. Dr. Musahadi, M.Ag.


Narasumber pertama adalah Prof. Dr. M. Mukhsin Jamil, M.Ag., yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Rektor I UIN Walisongo menyampaikan bahwa, perubahan fundamental peradaban manusia yang saat ini tejadi pada dunia pendidikan terkait revolusi industri 5.0 yang direlevansikan dengan visi UIN Walisongo.


“Semua sistem kehidupan kita diubah oleh teknologi digital, ini relevan dengan visi UIN Walisongo. Oleh karena itu, saya bermimpi kedepan ingin mewujudkan UIN Walisongo yang Progresif, yang mana akronim dari profesional dan relevan melalui optimalisasi Good University Governance, riset unggul, smart system, dan budaya kerja inovatif,” ujar Mukhsin Jamil.


Sementara narasumber kedua Prof. Dr. Syamsul Ma’arif, M.Ag., menekankan demokratisasi kebijakan-kebijakan. Menurutnya membangun perubahan kampus harus relevan dengan visi misi UIN Walisongo.
“Memang kita berusaha bagaimana membangun change kampus ini relevan dengan visi misi besar kita, jangan sampai mengalami disorientasi dan tidak sesuai apa yang menjadi visi misi. Ini membutuhkan leadership style yang harus fleksibel dan memiliki kebijakan yang akomodatif,” jelas Syamsul Ma’arif.


Selanjutnya narasumber pamungkas Prof. Dr. Musahadi, M.Ag., memamparkan bagaimana model kepemimpinan yang relevan dengan perubahan dan tantangan yang dihadapi. Menurutnya dalam menghadapi Era Disruption dan Revolusi Industri 5.0 dibutuhkan kepemimpianan yang responsif menanggapi perubahan tersebut serta kepemimpinan yang fleksibel dan tidak otoriter. 


“Itu tidak relevan sama sekali, maka kedepannya kalo saya diamanahi menjadi rektor UIN Walisongo 2023-2027 tentu saya akan mengembangkan model kepemimpinan yang saya sebut kolektif kolegial, yang bisa mensinegikan semua kekuatan dan konteks yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan besar visi misi UIN Walisongo yang berdaya saing, hebat, dan bermartabat,” ujar Musahadi.


(Kabar/Putri Ramandhani)